BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Masalah
Terdapat jutaan organisme di bumi dengan bentuk dan
struktur yang beranekaragam. Oleh
sebab itu manusia dengan kecerdasan berpikirnya mencoba untuk mengembangkan dan
menggunakannya seluruh organisme di bumi demi kesejahteraan kehidupan umat
manusia. Pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah yang menggunakan makhluk hidup atau
organisme untuk menghasilkan produk dan
jasa guna kepentingan manusia disebut bioteknologi.
Hampir semua orang pasti pernah melakukan
bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari, walaupun mereka kurang mengerti apa itu bioteknologi dan istilah bioteknologi
terdengar asing bagi mereka. Namun, apabila mereka diberitahu bahwa pembuatan
tempe, tape dan kecap merupakan beberapa contoh bioteknologi, barulah mereka
mulai sedikit mengerti apa yang dimaksud dengan bioteknologi. Pada mulanya
bioteknologi memang didominasi untuk memproduksi makanan.
Seiring perkembangan zaman, para ahli terus meneliti
beberapa organisme agar dapat memperoleh suatu produk yang bermanfaat.
Bioteknologi dikembangkan untuk meningkatkan nilai bahan mentah dengan
memanfaatkan kemampuan mikroorganisme atau bagian-bagiannya misalnya bakteri
dan kapang Dan akhirnya pun mereka berhasil menemukan produk-produk
bioteknologi baru dari pemanfaatan organisme.
I.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam makalah
ini adalah sebagai berikut :
1.
Apa
pengertian bioteknologi ?
2.
Apa
saja teknologi yang mendasari bioteknologi ?
3.
Bagaimana
perkembangan bioteknologi dari masa kemasa ?
4. Apasaja
contoh penerapan bioteknologi dalam
kehidupan manusia?
I.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah di atas penulisan makalah
ini bertujuan untuk :
1. Mampu
menjelaskan pengertian bioteknologi.
2. Mampu menjelaskan apa saja teknologi yang mendasari bioteknologi.
3. Mampu menjelaskan bagaimana
perkembangan bioteknologi dari masa ke masa.
4. Mampu
menyebutkan contoh penerapan bioteknologi dalam kehidupan manusia.
I.4 Manfaat Hasil Penulisan
Makalah ini dibuat adalah sebagai acuan atau panduan
untuk para pembaca dan juga mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan dalam proses pembelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah.
BAB II
BIOTEKNOLOGI
II.1 Pengertian Bioteknologi
Menurut Teasdale (1987), bioteknologi adalah
penggunaan organisme, sel, atau bagian sel untuk membuat dan melakukan sesuatu
yang kita perlu. Menurut Harlander
(1991), bioteknologi didefinisikan sebagai serangkaian proses industri yang melibatkan
peranan sistem-sistem biologi. Definisi
lain menyebutkan bahwa bioteknologi merupakan ilmu terapan yang melibatkan
beberapa ilmu lain, seperti mikrobiologi, biokimia, dan genetika guna
menghasilkan barang dan jasa. Dengan perkataaan lain, bioteknologi merupakan
penerapan prinsip-prinsip sains dan teknologi terhadap proses dari bahan-bahan
biologi yang menghasilkan barang dan jasa (Abas, dkk. 2002: 100-101).
Bioteknologi
terbagi menjadi dua yaitu, Bioteknologi Konvesional dan Bioteknologi Modern. Bioteknologi
konvensional adalah bioteknologi yang
memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan
makanan, seperti tempe, tape, oncom, kecap dan lain-lain. Penerapan
bioteknologi konvensional pada umumnya pada pengolahan makanan (Asih, dkk. 2013 : 41).
Sedangkan bioteknologi
modern merupakan bioteknologi yang di dasarkan pada manipulasi atau rekayasa DNA, selain memanfaatkan dasar
mikrobiologi dan biokimia. (Asih,
dkk. 2013
: 43).
II.2 Dasar-dasar
Bioteknologi
Teknologi-teknologi yang mendasari bioteknologi
ialah :
1.
Teknologi Antibodi Monoklonal
Teknologi antibodi
monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal atau sel
klona yang hanya mengenal satu jenis antigen. Para ilmuwan berharap dapat menggunakan
antibodi monoklonal dalam pengobatan kanker. Beberapa jenis sel kanker membuat
antigen yang berbeda dengan protein yang dibuat oleh sel-sel sehat. Dengan
teknologi yang ada, dapat dibuat antibodi monoklonal yang hanya menyerang protein
dan menyerang sel-sel tanpa mempengaruhi sel-sel yang sehat. Kegunaan antibodi
monoklonal lainnya adalah untuk mendeteksi kandungan urin wanita hamil, mengikat
racun dan menonaktifkannya, dan mencegah penolakan jaringan terhadap sel hasil
transplantasi jaringan lain (Asih, dkk. 2013 : 44).
2. Teknologi
Bioproses
Bioproses merupakan proses yang melibatkan unsur atau
materi biologi, dalam hal ini berupa sesuatu yang masih hidup yakni sel maupun
sesuatu yang tidak hidup, seperti protein dan enzim.
Kebanyakan yang dipakai adalah sel
organisme bersel tunggal. Sedangkan komponen seluler yang sering dipakai adalah
sekelompok protein yang disebut enzim. Contohnya: Fermentasi dan Biodegrasi (Fahruddin. 2010: 29).
3. Teknologi Kultur Jaringan
Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara
vegetatif buatan. Dasar dari kultur ini
adalah setiap sel atau jaringan hidup dari bagian mana pun dalam tubuh tanaman
memiliki kemampuan menumbuhkan seluruh
bagian tubuh secara lengkap. Sifat ini disebut totipotensi. Medium yang digunakan untuk kultur jaringan terdiri
atas campuran berbagai garam mineral, asam amino, gula, vitamin, dan fithormon.
Seluruh langkah pengerjaan dilaksanakan
dalam keadaan steril. Manfaat dari kultur jaringan adalah diperoloh anakan
dalam jumlah yang sangat banyak, waktu relatif singkat, dan memiliki sifat yang
sama dengan induknya (Abas, dkk. 2002: 111).
4.
Teknologi Biosensor
Pada umumnya organisme
mempunyai kemampuan untuk merasakan dan mengukur adanya bahan-bahan tertentu di
dalam selnya. Dengan menggunakan sifat-sifat inilah ahli bioteknologi membuat
alat dengan memadukan microchip dengan senyawa hayati pemantau. Biasanya berupa
enzim, antibodi atau sel mikroba utuh, alat ini disebut Biosensor. Dengan
biosensor, kita dapat mengukur kadar gula, protein,hormon serta senyawa lainnya
didalam cairan tubuh.
Sekarang ini untuk menggantikan kerja
pankreas pada penderita diabetes, digunakan biosensor. Biosensor yang
ditempatkan secara permanen didalam kulit, akan mengecek konsentrasi gula
didalam darah. Isyarat dari biosensor akan diteruskan ke sebuah pompa mini yang
berisi insulin yang juga ditempatkan didalam tubuh. Sebagai respon terhadap
informasi yang disampaikan biosensor, pompa tersebut membebaskan insulin dalam
jumlah yang tepat (Sutarno. 2000: 7.43).
5.
Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika merupakan suatu cara
memanipulasi gen untuk menghasilkan makhluk hidup baru dengan sifat yang
diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan gen atau rekombinasi
DNA. Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk
hidup. Hal itu karena DNA dari setiap makhluk hidup mempunyai struktur yang
sama, sehingga dapat direkombinasikan. Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur
sifat-sifat makhluk hidup secara turun-temurun. Untuk mengubah DNA sel dapat
dilakukan melalui banyak cara, misalnya melalui transplantasi inti, fusi sel,
teknologi plasmid, dan rekombinasi DNA (Asih, dkk. 2013 : hal 44).
II.3 Perkembangan Bioteknologi
CATATAN
|
PERIODE
|
Ragi dimanfaatkan untuk membuat anggur
dan bir
|
Sebelum 6000 SM
|
Roti yang mengembang dihasilkan dengan
bantuan ragi
|
Sekitar 4000 SM
|
Antoni van Leuwenhoek pertama kali
melihat mikroba dengan mikroskop yang baru dirancangnya
|
1680
|
Alkohol pertama kali digunakan untuk
bahan bakar motor
|
1890
|
Alexander Fleming menemukan penisilin
dan produksinya dalam skala besar
|
1928
|
Penemuan berbagai antibiotik baru
(streptomisin, sefalosporin, dan lain-lain)
|
1953
|
Pertambangan uranium dengan bantuan
mikroba dimulai di Kanada
|
1950-an
|
Ditemukannya teknologi rekombinan ADN
dan percobaan rekayasa genetik pertama yang berhasil
|
1973
|
Antibodi monoklonal menerima izin di
Amerika Serikat untuk digunakan dalam diagnosisi
|
1980
|
Insulin hasil rekayasa genetik
diizinkan penggunaannya pengobatan diabetes di Amerika Serikat dan Inggris
|
1981
|
Interferon hewan diizinkan
penggunaannya dalam mengatasi penyakit ternak
|
1982
|
Interferon digunakan untuk mengobati
beberapa penyakit virus
|
Pertengahan tahun
1980-an
|
Antibodi monoklonal digunakan secara
luas dalam diagnosis
|
|
Pengenalan vaksin hepatitis hasil
rekayasa genetik, Antibiotik baru dihasilkan melalui fusi sel
|
|
Produksi komersial zat warna dan
industri kimia dari ganggang
|
Pertengahan tahun 1980-an
|
Protein hasil rekayasa genetik
digunakan untuk mengobati serangan jantung dan stroke
|
|
Antibodi monoklonal digunakan untuk
meningkatkan pertahanan tubuh terhadap kanker dan penyakit lain
|
|
Vaksin baru terhadap penyakit mulut
dan kuku
|
|
Hormon pertumbuhan digunakan untuk
meningkatkan produk daging dan susu ternak
|
|
Bahan mentah bagi industri plastik
diperoleh dari mikroba
|
Akhir tahun 1980-an
|
Interferon dimanfaatkan untuk
mengobati jenis kanker tertentu
|
|
Lebih banyak industri kimia yang
dihasilkan dari mikroba
|
|
Mikroba hasil rekayasa genetik
menbantu mengekstrak minyak dari tanah
|
Tahun 1990-an
|
Mikroba dipergunakan secara luas untuk
mengekstrak logam dari limbah pabrik
|
|
Produksi hidrogen berskala kecil dari
bakteri Antibodi monoklonal digunakan untuk menuntun obat-obatan anti kanker
menuju jaringan kanker
|
|
Tanaman budidaya baru yang diciptakan
melalui rekayasa genetik dapat membuat pupuk sendiri dan tahan terhadap
kekeringan dan penyakit
|
Tabe 1. (Sutarno. 2000: 7.8-7.10)
II.4 Penerapan Bioteknologi dalam
Kehidupan
1. Peran
Bioteknologi dalam Bidang Pertambangan
Pada penambangan
logam secara konvensional, sejumlah besar batu dihancurkan kemudian ditambah
zat kimia tertentu untuk menghasilkan logam. Cara ini cukup mahal, melelahkan
dan berdampak negatif terhadap lingkungan. Bioteknologi memberi jawaban dengan
menyediakan bakteri hasil rekayasa yang dapat membebaskan logam dari bijinya.
Misalnya, Thiobacillus ferro oxidans. Bakteri
ini memperoleh energi dari senyawa organik besi sulfida. Dalam prosenya bakteri
membuat asam sulfurat dan besi sulfat yang memaksa batuan disekeliling nya
untuk melepaskan logam. Pada saat air melalui batuan, logam akan terbawa ke
kolam penampungan. Dengan cara ini logam yang tersebar pada ribuan ton bantuan
logam berkualitas rendah dapat dikonsentrasikan di dalam kolam mineral
penampungan. Dengan cara ini akan di hasilkan logam emas, tembaga, dan uranium.
Sekarang sedang dikembangkan mikroba untuk memperoleh logam kobalt, timah,
nikel, kadmium, galium, air raksa, dan antimon (Sutarno. 2000: 7.44).
2.
Peran Bioteknologi dalam Bidang Kesehatan
Beberapa
contoh penerapan bioteknologi dalam
bidang kesehatan sebagai berikut :
a)
Pembuatan Hormon Insulin
Insulin adalah protein
yang berperan untuk mengontrol metabolisme gula dalam tubuh manusia. Apabila
tubuh seseorang tidak mampu membentuk insulin dalam jumlah yang dibutuhkan maka
akan menderita diabetes. Insulin diperoleh dengan mencangkokan gen (transplanti
gen) yang mengkode insulin ke dalam
plasmid bakteri. Bakteri dengan gen gabungan ini dibiarkan membiakan diri.
Bakteri yang dibiakan tersebut dapat memproduksi insulin yang dibutuhkan
(Nurhayati, dkk. 2012: 231).
b)
Vaksin
Vaksin bekerja
merangsang sistem kekebalan alami untuk menghasilkan antibodi sehingga tubuh
dalam kondisi 'siap serang' bila sewaktu-waktu mikroba datang. Vaksin dibuat
dari mikroba penyakit yang dilemahkan atau dimatikan sehingga patogenitas
hilang tanpa menghilangkan sifat antigennya.
Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh orang sehat melalui mulut (oral) atau
suntikan (injeksi). Proses pemberiannya disebut vaksinasi (Abas, dkk. 2002 :
107).
c)
Antibiotik
Antibiotik bekerja
dengan cara membunuh bakteri-bakteri tertentu sesuai dengan jenis bakteri antibiotiknya.
Selain berbeda dalam jenis bakteri yang dibunuhnya, antibiotik juga berlainan
dalam cara membunuhnya. Misalnya penisilin, yang membunuh bakteri dengan cara
menghambat pembentukan dinding selnya. Sayangnya, beberapa jenis bakteri yang
pada awalnya mudah dibunuh, sekarang menjadi resistan terhadap penisilin.
Kemudian, ilmuwan menemukan cara baru menghasilkan antibiotik, yaitu melalui
rekayasa genetika (Abas, dkk. 2002 : 107-108).
d)
Antibodi
Monoklonal
Cara pembuatan antibodi
monoklonal ditemukan oleh George Kohker
dan Cesar Milstein pada tahun 1975.
Antibodi ini bekerja ibarat "peluru ajaib" yang bergerak di dalam
tubuh menuju sasaran tertentu dengan tepat. Antibodi ini juga dapat digunakan
untuk penentuan dan pengobatan suatu jenis penyakit serta untuk meningkatkan
ketahanan tubuh terhadap kanker. Antibodi monoklonal diproduksi sel-sel
limfosit dan dapat dibuat dalam laboratarium. Di luar tubuh, sel-sel limfosit
cepat menglami kematian, tetapi dengan tertentu sel-sel tersebut dapat hidup.
Sel limfosit dan sel kanker membentuk sel kanker membentuk sel baru yang
disebut sel hibridoma. Sel inilah mampu hidup dan membelah diri seperti sifat
sel kanker, tetapi juga dapat menghasilkan antibodi seperti sel limfositnya.
dari sel-sel inilah, antibodi monoklonak dohasilkan.
Antibodi monoklonal
bekerja dengan terlebih dahulu mengenali jenis protein permukaan sel tertentu
kemudian bergabung dengan sel tersebut (Abbas, dkk. 2002: 108-109).
e) Interferon
Interferon merupakan
mediatior sistem kekebalan yang dibuat oleh sel-sel sistem kekebalan itu
sendiri sebagai senyawa antivirus yang
bermanfaat dalam mengobati beberapa jenis kanker (Abbas, dkk. 2002: 109).
3. Peran
Bioteknologi dalam Bidang Pelestarian Lingkungan
a) Biogas
Biogas
merupakan proses pencernaan anaerob oleh bakteri tertentu terhadap bahan-bahan
biomassa yang menghasilkan gas. Gas iini terdiri dari ata 60-70% metana (CH),
sisanya terutama karbondioksida (CO2), sedikit hidrogen sulfida (H2S),
dan hidrogen (H2) (Abas, dkk.2002: 113).
4. Peran Bioteknologi dalam Bidang Pangan
a)
Produk Makanan bergizi tinggi
·
Tempe
Tempe
dibuat dengan cara memfermentasikan kedelai yang telah dihilangkan kulitnya
debfab jamur. Miselium jamur akan mengikat keping-keping biji kedelai membentuk
produk seperti roti. Jamur yang digunakan untuk fermentasi tempe: Rhizopus
oryzae, R. oligosporus, R. arrhizus, R. formosentris, dan R. chlamydosporus (Sutarno.2000: 7.20).
·
Oncom
Oncom
merupakan produk fermentasi yang sekerabat dengan tempe. Jenis makanan ini
sangat terkenal di Jawa Barat. Untuk membuat oncom umumnya digunakan bungkil
kacang, pelaku fermentasinya jamur dari jenis Neurospora yang
menghasilkan oncom berwarna merah atau Rhizopus yang menghasilkan oncom
berwarna putih (Sutarno.2000: 7.20).
·
Nata de coco
Nata
de coco merupakan produk fermentasi air kelapa oleh bakteri Acetobacter
xylinum. Nata sebenarnya adalah polosakarida (selulosa) yang disintesis
bakteri tersebut selama proses fermentasi berlangsung. Biosintesis
selulosa ini menggunakan sumber gula
yang berasal dari medium air kelapa, yaitu glukosa dan fruktosa (Sutarno. 2000:
7.21).
b) Produk makanan dan minuman hasil fermentasi
alcohol
a. Tapai
Tapai merupakan makanan beralkohol
yang memiliki rasa khas dengan kandungan alkohol 3-5 %. Untuk membuat tapai
digunakan ragi tapai. Pada ragi tapai terdapat berbagai mikroorganisme, umumnya
dari kelompok jamur dan khamir (yeast) (Noorhidayati. 2012: 106).
b. Minuman anggur atau wine
Minuman anggur terbuat dari sari
buah anggur yang juga difermentasikan oleh khamir Saccharomyces cerevisiae. Rasa dan aroma anggur bergantung pada
asam-asam organik dan senyawa-senyawa aromatik organik yang terdapat didalam
sari buah anggur dan proses fermentasi. Minuman anggur umumnya mengandung
alkohol dengan kadar 10-15 % (Noorhidayati. 2012: 106).
c. Produk
makanan dan minuman hasil fermentasi asam
·
Yogurt dan
Keju
Pembuatan keju merupakan salah satu
fermentasi tertua yang diketahui. Keju
terbuat dari bahan dasar susu yang difermentasikan oleh Steptococcus cremoris, S.lactis, S.therm
ophilus, dan Lactoba cillus
bulgaricusI (Sutaron. 2000: 7.21). Dan Yoghurt sering juga disebut susu asam. Setelah perlakuan
denga panas, susu diinokulasi dengan 2-3 % biakan yoghurt. Bakteri yang
esensial adalah Streptococcus
thermopillus dan Lactobacillus
bulgaricus (Sutarno. 2000: 7.22).
d. Produk Bahan Penyedap
·
Kecap
Kecap
merupakan hasil fermentasi dari Asia yang paling banyak dikonsumsi dan yang
menjadi tekenal dalam dunia masak-memasak bangsa Barat. Kecap dibuat dari
campuran kedelai dan padi-padian (biasanya gandum) dan garam. Pelaku
fermentasinya jamur Aspergillus orizae atau
A. soyae bersama saccharomyces rouxii atau Pediococcus
soyae atau Torulopsi sp (Sutarno.2000:
7.20).
5.
Peran Bioteknologi Dibidang Pertanian
a.
Tanaman Kebal Terhadap Hama dan Penyakit
Dengan rekayasa
genetika, para ahli bioteknologi menyisipkan gen bakteri Bacillus thuringiensis yang dapat menghasilkan senyawa endotoksin
(senyawa racun) pada tanaman budidaya. Tanaman yang telah disisipi gen bakteri
tersebut dinamakan tanaman transgenik. Tanaman transgenik ini tidak perlu
disemprot dengan pestisida untuk menyingkirkan hama dan penyakit yang
menyerangnya, karena telah memiliki kemampuan memberantas hama dan penyakit
dengan senyawa racun yang dikandungnya (Pratiwi, dkk. 2007: 177).
b.
Tanaman yang Dapat Memfiksasi Nitrogen
Serelia atau tumbuhan
rumput-rumputan berbiji merupakan tumbuhan yang menyuplai 50% makanan pokok
penduduk dunia. Namun sayangnya, serelia tidak tidak memiliki simbion bakteri
di akar-akarnya untuk memfiksasi nitrogen, sehingga kebutuhan nitrogen (N2)
diperoleh dari penambahan pupuk buatan.
Dengan bioteknologi, para ilmuan mengembangkan
tumbuhan yang akarnya bersimbiosis dengan Rhizobium. Ide ini melibatkan
gen nif yang dapat mengontrol fiksasi nitrogen. Para ilmuan menyisipkan
gen nif pada:
a. Tumbuhan serelia yang sesuai
b. Bakteri yang berasosiasi dengan tumbuhan
serelia
c. Plasmid TI (Tumor Inducing dari Agrobacterium dan kemudian
menginfeksikannya ke tumbuhan yang sesuai dengan bakteri yang telah direkayasa
(Pratiwi, dkk. 2007: 177).
d.
Kultur Jaringan
Kultur
jaringan merupakan perbanyakan secara vegetative yang dilakukan dengan cara
membudidayakan suatu jaringan tumbuhan untuk menjadi tumbuhan yang mempunyai
sifat yang sama dengan induknya. Budidaya tersebut dilakukan dalam suatu wadah dengan
media khusus (mengandung nutrisi) dan alat-alat steril.
Jaringan yang dimanfaatkan adalah jaringan yang aktif membelah yaitu jaringan
meristem. Teknik
kultur jaringan didasarkan pada teori totipotensi oleh Scleiden dan Schwan,
bahwa setiap sel mempunyai kemampuan untuk menjadi tumbuhan yang sempurna
(Rochman. 2009 : 245).
e. Hidroponik
dan Aeroponik
Hidroponik
adalah cara bercocok
tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam. Media tanam yang digunakan
dapat berupa pecahan genting, pasir, atau lainnya yang disiram dengan larutan
bernutrisi. Aeroponik adalah cara bercocok tanam di udara. Tanaman dibiarkan
terbuka dan menggantung pada suatu tempat yang dijaga kelembapannya.Akar dan
tubuh tanaman disemprot mengandung larutan pupuk bernutrisi
(Rochman. 2009 : 122).
6. Peran Bioteknologi dalam Bidang Reproduksi
a) Kloning
Kloning merupakan
produksi suatu organisme dari satu sel tunggal yang diambil dari tubuh sebuah
tumbuhan atau hewan. Sel tunggal ini merupakan sel somatik yang mengandung dua
genom (satu dari induk betina dan satu dari induk jantan) yang mempunyai semua
infomasi genetik yang diperlukan untuk menghaslkan suatu individu lengkap di
saat ia dirangsang untuk tumbuh.
a. Kloning
pada tumbuhan
Kloning pada tumbuhan
lebih populer dengan sebutan kultur sel atau kultur jaringan. Teknologi ini
memungkinkan bagi kita untuk dapat memilih
tanaman yang diinginkan untuk menghasilkan tiruan yang tepat sama, dalam
waktu yang singkat dan dalam jumlah yang besar.
b. Kloning pada hewan
Teknologi kloning pada
hewan sedikit lebih rumit, karena diperlukan suatu bedah mikro untuk
mentransplatasikan inti sel yang akan dibuat kloningnya ke dalam medim
resipien.
1) Katak klonal
Pada tahun 1952, dua
orang ilmuwan Amerika Serikat, Robert Briggs dan Thomas J. King, mencoba
menggunakan teknik kloning pada katak. Mereka menghacurkan inti sel telur katak
yang belum dibuahi dengan radiasi. Kemudian mereka memindahkan inti sel somatis
dari seekor berudu muda ke dalam sel telur itu. Telur dengan inti hidup terus
dan berkembang menjadi berudu normal. Hasil percobaan ini adalah seekor berudu
yang merupakan duplikat dari berudu donornya. Sepuluh tahun kemudian ahli
biologi Inggris , John B. Gurdon mentransplantasikan inti sel kulit ke dalam
sel telur yang intinya telah dikeluarkan lalu menumbuhkan embrionya sampai
menjadi berudu yang sangat muda. Kemudian ia memisahkan sel-sel tubuh berudu
muda itu dan mentransplantasikan intinya ke dalam sel telur katak lain yang
intinya telah diambil. Klon-klon baru tumbuh dari telur-telur ini. Akhirnya
dihasilkan banyak katak yang merupakan duplikat dari katak donornya.
2) Kloning pada mamalia
Illmensee dan Hoppe
pada tahun 1979 setelah 363 kali gagal, akhirnya mereka melaporkan bahwa mereka
berhasil melakukan pengkloningan pada tikus. Kemudian metode mereka diadopsi dan dimodifikasi oleh ahli lain, dan
akhirnya sekarang para ilmuwan berhasil menggunakan teknik transplantasi yang
menghasilkan duplikat dari domba bahkan kera. Domba pertama hasil kloning
lahirnpada bulan Juli 1986, dari hasil kerja Ian Wilmut dan koleganya dari
Roslin Institut, Edinburg. Domba tersebut diberi nama Dolly. Dolly berasal dari
sel epitel kambing domba betina jenis Scottish Blackface berumur enam tahun.
Inti sel kambing itu ditransferkan ke dalam sel telur domba betina lain yang
intinya telah diambil. Kemudian sel telur dengan inti baru itu disemaikan dalam
kandungan domba betina Scottish Blackface lainnya sebagai induk titipan. Kemudian pada bulan Agustus
1996, Wolf berhasil membuat 2 monyet hasil kloning dengan metode yang sama seperti
yang dilakukan Wilmut (Sutarno. 2000: 7.33-7.37).
b) Bayi Tabung
Bayi
tabung merupakan teknik kedokteran untuk menciptakan janin dengan mempertemukan
sel telur dan sel sperma di dalam cawan petri di laboratarium atau bisa di
sebut dengan fertilisasi individu (Dody, dkk. 2007: 8).
Pada
tanggal 25 Juli 1958 lahirlah bayi tabung pertama dari Inggris bernama Louis
Brown.
Tahapan
bayi tabung sebagai berikut :
1. Masa Tunggu
Istri
dan Suami menjalani serangkai pemeriksaan.
2. Masa Pengobatan
Dokter
memberi Istri obat perangsang pertumbuhan folikel guna menghasilkan sel telur
lebih dari satu.
3. Memanen sel telur
Folikel/gelembung
sel telur yang sudah matang diambil tanpa melakukan operasi melainkan
laparaskopi/ultrasonografi transvagina. Pada saat yang sama, dokter mengambil
50-100 sperma dari suami.
4. Penyatuan
sel
telur dan sel sperma disatukan dalam tabung yang berisi media biakan (nutrisi).
Zigot akan membelah menjadi embrio.
5. Penanaman
Embrio
ditanamkan pada saluran indung telur.
6. Pemeriksaan
7. Positif Hamil
(Dody,
dkk. 2007: 11)
BAB III
PENUTUP
III.1
Kesimpulan
1. Bioteknologi adalah cabang
biologi yang mempelajari pemanfaatan mahluk hidup (bakteri, jamur, virus, dan
lain- lain) ataupun produk dari mahluk hidup (enzim, alkohol, antibiotik, asam
organik) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang dapat
digunakan oleh manusia. Bioteknologi ada dua, yaitu Bioteknologi Konvesional dan
Bioteknologi
Modern.
2.
Teknologi-teknologi
yang mendasari bioteknologi ialah: Teknologi Antibodi Monoklonal
(TAM) ,Teknologi
Bioproses, Teknologi Sel dan Kultur Jaringan, Teknologi Biosensor, Rekayasa
Genetika, dan Teknologi Rekayasa Protein.
3.
Perkembangan
Bioteknologi mengalami kemajuan pesat dari 6.000 SM sampai abad ke 20 ini.
4. Penerapan bioteknologi dalam
kehidupan manusia mencakup dalam segala aspek
kehidupan, yaitu Bidang Pertambangan, Bidang Kesehatan, Bidang Pelestarian Lingkungan, Bidang Industri Makanan, Bidang Pertanian, dan Bidang Reproduksi.
III.2
Saran
Sebaiknya
bioteknologi dimanfaatkan dengan baik dan teliti agar dalam penerapan
dikehidupan sehari-hari tidak terjadi kesalahan dalam penggunaannya.
Daftar Pustaka
Abas,
Mochammad. 2002. Biologi. Jakarta:
Yudisthira
Asih, dkk.
2013. Modul Biologi. Jakarta:
Prestasi
Fahruddin.
2010. Bioteknologi Lingkungan.
Bandung: Alfa-beta
Hidayat, Dody
dan Iman Firdaus. 2007. Muatan Lokal Ensiklopedia
Iptek. Jakarta: PT Lentera Abadi
Noorhiadayati.
2012. Biologi Umum. PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
Nurhayati,
dkk. 2012. Biologi. Jakarta: Tim
Ekasakta
Pratiwi, D.A.,
dkk. 2007. Biologi. Jakarta: Erlangga
Rochman, Dedi
M., Saptjih Nurwiati. 2009. Intisari Biologi SMA. Bandung: Pustaka Setia
Sutarno, nono
dkk. 2000. Biologi Lanjutan Umum II.
Jakarta: Universtias Terbuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar