Selasa, 25 Februari 2014

Makalah Bioteknologi



BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Terdapat jutaan organisme di bumi dengan bentuk dan struktur yang beranekaragam. Oleh sebab itu manusia dengan kecerdasan berpikirnya mencoba untuk mengembangkan dan menggunakannya seluruh organisme di bumi demi kesejahteraan kehidupan umat manusia. Pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah yang menggunakan makhluk hidup atau organisme  untuk menghasilkan produk dan jasa guna kepentingan manusia disebut bioteknologi.
Hampir semua orang pasti pernah melakukan bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari, walaupun mereka  kurang mengerti  apa itu bioteknologi dan istilah bioteknologi terdengar asing bagi mereka. Namun, apabila mereka diberitahu bahwa pembuatan tempe, tape dan kecap merupakan beberapa contoh bioteknologi, barulah mereka mulai sedikit mengerti apa yang dimaksud dengan bioteknologi. Pada mulanya bioteknologi memang didominasi untuk memproduksi makanan.
Seiring perkembangan zaman, para ahli terus meneliti beberapa organisme agar dapat memperoleh suatu produk yang bermanfaat. Bioteknologi dikembangkan untuk meningkatkan nilai bahan mentah dengan memanfaatkan kemampuan mikroorganisme atau bagian-bagiannya misalnya bakteri dan kapang Dan akhirnya pun mereka berhasil menemukan produk-produk bioteknologi baru dari pemanfaatan organisme.

I.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian bioteknologi ?
2.      Apa saja teknologi yang mendasari bioteknologi ?
3.      Bagaimana perkembangan bioteknologi dari masa kemasa ?
4.      Apasaja contoh penerapan bioteknologi dalam kehidupan manusia?

I.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah di atas penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1.      Mampu menjelaskan pengertian bioteknologi.
2.      Mampu menjelaskan apa saja teknologi yang mendasari bioteknologi.
3.      Mampu menjelaskan bagaimana perkembangan bioteknologi dari masa ke masa.
4.      Mampu menyebutkan contoh penerapan bioteknologi dalam kehidupan manusia.

I.4 Manfaat Hasil Penulisan
Makalah ini dibuat adalah sebagai acuan atau panduan untuk para pembaca dan juga  mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dalam proses pembelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah.
















BAB II
BIOTEKNOLOGI
II.1  Pengertian Bioteknologi
Menurut Teasdale (1987), bioteknologi adalah penggunaan organisme, sel, atau bagian sel untuk membuat dan melakukan sesuatu yang kita perlu. Menurut Harlander (1991), bioteknologi didefinisikan sebagai serangkaian proses industri yang melibatkan peranan sistem-sistem biologi.  Definisi lain menyebutkan bahwa bioteknologi merupakan ilmu terapan yang melibatkan beberapa ilmu lain, seperti mikrobiologi, biokimia, dan genetika guna menghasilkan barang dan jasa. Dengan perkataaan lain, bioteknologi merupakan penerapan prinsip-prinsip sains dan teknologi terhadap proses dari bahan-bahan biologi yang menghasilkan barang dan jasa (Abas, dkk. 2002: 100-101).
Bioteknologi terbagi menjadi dua yaitu, Bioteknologi Konvesional dan Bioteknologi Modern. Bioteknologi konvensional  adalah bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti tempe, tape, oncom, kecap dan lain-lain. Penerapan bioteknologi konvensional pada umumnya pada pengolahan makanan (Asih, dkk. 2013 : 41).
Sedangkan bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang di dasarkan pada manipulasi atau  rekayasa DNA, selain memanfaatkan dasar mikrobiologi dan biokimia. (Asih, dkk. 2013 : 43).
II.2  Dasar-dasar Bioteknologi
Teknologi-teknologi yang mendasari bioteknologi ialah :
1.      Teknologi Antibodi Monoklonal
Teknologi antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal atau sel klona yang hanya mengenal satu jenis antigen. Para ilmuwan berharap dapat menggunakan antibodi monoklonal dalam pengobatan kanker. Beberapa jenis sel kanker membuat antigen yang berbeda dengan protein yang dibuat oleh sel-sel sehat. Dengan teknologi yang ada, dapat dibuat antibodi monoklonal yang hanya menyerang protein dan menyerang sel-sel tanpa mempengaruhi sel-sel yang sehat. Kegunaan antibodi monoklonal lainnya adalah untuk mendeteksi kandungan urin wanita hamil, mengikat racun dan menonaktifkannya, dan mencegah penolakan jaringan terhadap sel hasil transplantasi jaringan lain (Asih, dkk. 2013 : 44).
2.      Teknologi Bioproses
Bioproses merupakan proses yang melibatkan unsur atau materi biologi, dalam hal ini berupa sesuatu yang masih hidup yakni sel maupun sesuatu yang tidak hidup, seperti protein dan enzim. Kebanyakan yang dipakai adalah sel organisme bersel tunggal. Sedangkan komponen seluler yang sering dipakai adalah sekelompok protein yang disebut enzim. Contohnya: Fermentasi dan Biodegrasi (Fahruddin. 2010: 29).



3.      Teknologi Kultur Jaringan
Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan.  Dasar dari kultur ini adalah setiap sel atau jaringan hidup dari bagian mana pun dalam tubuh tanaman memiliki kemampuan menumbuhkan  seluruh bagian tubuh secara lengkap. Sifat ini disebut totipotensi. Medium yang digunakan untuk kultur jaringan terdiri atas campuran berbagai garam mineral, asam amino, gula, vitamin, dan fithormon. Seluruh  langkah pengerjaan dilaksanakan dalam keadaan steril. Manfaat dari kultur jaringan adalah diperoloh anakan dalam jumlah yang sangat banyak, waktu relatif singkat, dan memiliki sifat yang sama dengan induknya (Abas, dkk. 2002: 111). 
4.      Teknologi Biosensor
Pada umumnya organisme mempunyai kemampuan untuk merasakan dan mengukur adanya bahan-bahan tertentu di dalam selnya. Dengan menggunakan sifat-sifat inilah ahli bioteknologi membuat alat dengan memadukan microchip dengan senyawa hayati pemantau. Biasanya berupa enzim, antibodi atau sel mikroba utuh, alat ini disebut Biosensor. Dengan biosensor, kita dapat mengukur kadar gula, protein,hormon serta senyawa lainnya didalam cairan tubuh.
Sekarang ini untuk menggantikan kerja pankreas pada penderita diabetes, digunakan biosensor. Biosensor yang ditempatkan secara permanen didalam kulit, akan mengecek konsentrasi gula didalam darah. Isyarat dari biosensor akan diteruskan ke sebuah pompa mini yang berisi insulin yang juga ditempatkan didalam tubuh. Sebagai respon terhadap informasi yang disampaikan biosensor, pompa tersebut membebaskan insulin dalam jumlah yang tepat (Sutarno. 2000: 7.43).
5.      Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasi gen untuk menghasilkan makhluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan gen atau rekombinasi DNA. Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu karena DNA dari setiap makhluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat direkombinasikan. Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat-sifat makhluk hidup secara turun-temurun. Untuk mengubah DNA sel dapat dilakukan melalui banyak cara, misalnya melalui transplantasi inti, fusi sel, teknologi plasmid, dan rekombinasi DNA (Asih, dkk. 2013 : hal 44).

II.3 Perkembangan Bioteknologi
CATATAN
PERIODE
Ragi dimanfaatkan untuk membuat anggur dan bir
Sebelum 6000 SM
Roti yang mengembang dihasilkan dengan bantuan ragi
Sekitar 4000 SM
Antoni van Leuwenhoek pertama kali melihat mikroba dengan mikroskop yang baru dirancangnya
1680
Alkohol pertama kali digunakan untuk bahan bakar motor
1890
Alexander Fleming menemukan penisilin dan produksinya dalam skala besar
1928
Penemuan berbagai antibiotik baru (streptomisin, sefalosporin, dan lain-lain)
1953
Pertambangan uranium dengan bantuan mikroba dimulai di Kanada
1950-an
Ditemukannya teknologi rekombinan ADN dan percobaan rekayasa genetik pertama yang berhasil
1973
Antibodi monoklonal menerima izin di Amerika Serikat untuk digunakan dalam diagnosisi
1980
Insulin hasil rekayasa genetik diizinkan penggunaannya pengobatan diabetes di Amerika Serikat dan Inggris
1981
Interferon hewan diizinkan penggunaannya dalam mengatasi penyakit ternak
1982
Interferon digunakan untuk mengobati beberapa penyakit virus

Pertengahan tahun
1980-an
Antibodi monoklonal digunakan secara luas dalam diagnosis
Pengenalan vaksin hepatitis hasil rekayasa genetik, Antibiotik baru dihasilkan melalui fusi sel
Produksi komersial zat warna dan industri kimia dari ganggang



Pertengahan tahun 1980-an
Protein hasil rekayasa genetik digunakan untuk mengobati serangan jantung dan stroke
Antibodi monoklonal digunakan untuk meningkatkan pertahanan tubuh terhadap kanker dan penyakit lain
Vaksin baru terhadap penyakit mulut dan kuku
Hormon pertumbuhan digunakan untuk meningkatkan produk daging dan susu ternak
Bahan mentah bagi industri plastik diperoleh dari mikroba

Akhir tahun 1980-an
Interferon dimanfaatkan untuk mengobati jenis kanker tertentu
Lebih banyak industri kimia yang dihasilkan dari mikroba
Mikroba hasil rekayasa genetik menbantu mengekstrak minyak dari tanah




Tahun 1990-an
Mikroba dipergunakan secara luas untuk mengekstrak logam dari limbah pabrik
Produksi hidrogen berskala kecil dari bakteri Antibodi monoklonal digunakan untuk menuntun obat-obatan anti kanker menuju jaringan kanker
Tanaman budidaya baru yang diciptakan melalui rekayasa genetik dapat membuat pupuk sendiri dan tahan terhadap kekeringan dan penyakit
Tabe 1. (Sutarno. 2000: 7.8-7.10)
II.4 Penerapan Bioteknologi dalam Kehidupan
1.      Peran Bioteknologi dalam Bidang Pertambangan
Pada penambangan logam secara konvensional, sejumlah besar batu dihancurkan kemudian ditambah zat kimia tertentu untuk menghasilkan logam. Cara ini cukup mahal, melelahkan dan berdampak negatif terhadap lingkungan. Bioteknologi memberi jawaban dengan menyediakan bakteri hasil rekayasa yang dapat membebaskan logam dari bijinya. Misalnya, Thiobacillus ferro oxidans. Bakteri ini memperoleh energi dari senyawa organik besi sulfida. Dalam prosenya bakteri membuat asam sulfurat dan besi sulfat yang memaksa batuan disekeliling nya untuk melepaskan logam. Pada saat air melalui batuan, logam akan terbawa ke kolam penampungan. Dengan cara ini logam yang tersebar pada ribuan ton bantuan logam berkualitas rendah dapat dikonsentrasikan di dalam kolam mineral penampungan. Dengan cara ini akan di hasilkan logam emas, tembaga, dan uranium. Sekarang sedang dikembangkan mikroba untuk memperoleh logam kobalt, timah, nikel, kadmium, galium, air raksa, dan antimon (Sutarno. 2000: 7.44).
2.      Peran Bioteknologi dalam Bidang Kesehatan
Beberapa contoh penerapan bioteknologi dalam bidang kesehatan  sebagai berikut :
a)      Pembuatan Hormon Insulin
Insulin adalah protein yang berperan untuk mengontrol metabolisme gula dalam tubuh manusia. Apabila tubuh seseorang tidak mampu membentuk insulin dalam jumlah yang dibutuhkan maka akan menderita diabetes. Insulin diperoleh dengan mencangkokan gen (transplanti gen) yang mengkode  insulin ke dalam plasmid bakteri. Bakteri dengan gen gabungan ini dibiarkan membiakan diri. Bakteri yang dibiakan tersebut dapat memproduksi insulin yang dibutuhkan (Nurhayati, dkk. 2012: 231).
b)     Vaksin
Vaksin bekerja merangsang sistem kekebalan alami untuk menghasilkan antibodi sehingga tubuh dalam kondisi 'siap serang' bila sewaktu-waktu mikroba datang. Vaksin dibuat dari mikroba penyakit yang dilemahkan atau dimatikan sehingga patogenitas hilang tanpa menghilangkan sifat antigennya.  Vaksin dimasukkan ke dalam tubuh orang sehat melalui mulut (oral) atau suntikan (injeksi). Proses pemberiannya disebut vaksinasi (Abas, dkk. 2002 : 107).
c)      Antibiotik
Antibiotik bekerja dengan cara membunuh bakteri-bakteri tertentu sesuai dengan jenis bakteri antibiotiknya. Selain berbeda dalam jenis bakteri yang dibunuhnya, antibiotik juga berlainan dalam cara membunuhnya. Misalnya penisilin, yang membunuh bakteri dengan cara menghambat pembentukan dinding selnya. Sayangnya, beberapa jenis bakteri yang pada awalnya mudah dibunuh, sekarang menjadi resistan terhadap penisilin. Kemudian, ilmuwan menemukan cara baru menghasilkan antibiotik, yaitu melalui rekayasa genetika (Abas, dkk. 2002 : 107-108).
d)      Antibodi Monoklonal
Cara pembuatan antibodi monoklonal ditemukan oleh George Kohker dan Cesar Milstein pada tahun 1975. Antibodi ini bekerja ibarat "peluru ajaib" yang bergerak di dalam tubuh menuju sasaran tertentu dengan tepat. Antibodi ini juga dapat digunakan untuk penentuan dan pengobatan suatu jenis penyakit serta untuk meningkatkan ketahanan tubuh terhadap kanker. Antibodi monoklonal diproduksi sel-sel limfosit dan dapat dibuat dalam laboratarium. Di luar tubuh, sel-sel limfosit cepat menglami kematian, tetapi dengan tertentu sel-sel tersebut dapat hidup. Sel limfosit dan sel kanker membentuk sel kanker membentuk sel baru yang disebut sel hibridoma. Sel inilah mampu hidup dan membelah diri seperti sifat sel kanker, tetapi juga dapat menghasilkan antibodi seperti sel limfositnya. dari sel-sel inilah, antibodi monoklonak dohasilkan.
Antibodi monoklonal bekerja dengan terlebih dahulu mengenali jenis protein permukaan sel tertentu kemudian bergabung dengan sel tersebut (Abbas, dkk. 2002: 108-109).
e)      Interferon                                                                            
Interferon merupakan mediatior sistem kekebalan yang dibuat oleh sel-sel sistem kekebalan itu sendiri  sebagai senyawa antivirus yang bermanfaat dalam mengobati beberapa jenis kanker (Abbas, dkk. 2002: 109).
3. Peran Bioteknologi dalam Bidang Pelestarian Lingkungan
a) Biogas
Biogas merupakan proses pencernaan anaerob oleh bakteri tertentu terhadap bahan-bahan biomassa yang menghasilkan gas. Gas iini terdiri dari ata 60-70% metana (CH), sisanya terutama karbondioksida (CO2), sedikit hidrogen sulfida (H2S), dan hidrogen (H2) (Abas, dkk.2002: 113).
4. Peran Bioteknologi dalam Bidang Pangan
a) Produk Makanan bergizi tinggi
·  Tempe
Tempe dibuat dengan cara memfermentasikan kedelai yang telah dihilangkan kulitnya debfab jamur. Miselium jamur akan mengikat keping-keping biji kedelai membentuk produk seperti roti. Jamur yang digunakan untuk fermentasi tempe: Rhizopus oryzae, R. oligosporus, R. arrhizus, R. formosentris, dan R. chlamydosporus (Sutarno.2000: 7.20).
·  Oncom
Oncom merupakan produk fermentasi yang sekerabat dengan tempe. Jenis makanan ini sangat terkenal di Jawa Barat. Untuk membuat oncom umumnya digunakan bungkil kacang, pelaku fermentasinya jamur dari jenis Neurospora yang menghasilkan oncom berwarna merah atau Rhizopus yang menghasilkan oncom berwarna putih (Sutarno.2000: 7.20).
·  Nata de coco
Nata de coco merupakan produk fermentasi air kelapa oleh bakteri Acetobacter xylinum. Nata sebenarnya adalah polosakarida (selulosa) yang disintesis bakteri tersebut selama proses fermentasi berlangsung. Biosintesis selulosa  ini menggunakan sumber gula yang berasal dari medium air kelapa, yaitu glukosa dan fruktosa (Sutarno. 2000: 7.21).
b) Produk makanan dan minuman hasil fermentasi alcohol
a. Tapai
Tapai merupakan makanan beralkohol yang memiliki rasa khas dengan kandungan alkohol 3-5 %. Untuk membuat tapai digunakan ragi tapai. Pada ragi tapai terdapat berbagai mikroorganisme, umumnya dari kelompok jamur dan khamir (yeast) (Noorhidayati. 2012: 106).
b. Minuman anggur atau wine
 Minuman anggur terbuat dari sari buah anggur yang juga difermentasikan oleh khamir Saccharomyces cerevisiae. Rasa dan aroma anggur bergantung pada asam-asam organik dan senyawa-senyawa aromatik organik yang terdapat didalam sari buah anggur dan proses fermentasi. Minuman anggur umumnya mengandung alkohol dengan kadar 10-15 % (Noorhidayati. 2012: 106).
c. Produk makanan dan minuman hasil fermentasi asam
·         Yogurt dan Keju
Pembuatan keju merupakan salah satu fermentasi tertua yang diketahui. Keju  terbuat dari bahan dasar susu yang difermentasikan oleh Steptococcus cremoris, S.lactis, S.therm ophilus, dan Lactoba cillus bulgaricusI (Sutaron. 2000: 7.21). Dan Yoghurt sering  juga disebut susu asam. Setelah perlakuan denga panas, susu diinokulasi dengan 2-3 % biakan yoghurt. Bakteri yang esensial adalah Streptococcus thermopillus dan Lactobacillus bulgaricus (Sutarno. 2000: 7.22).
d. Produk Bahan Penyedap
·         Kecap
Kecap merupakan hasil fermentasi dari Asia yang paling banyak dikonsumsi dan yang menjadi tekenal dalam dunia masak-memasak bangsa Barat. Kecap dibuat dari campuran kedelai dan padi-padian (biasanya gandum) dan garam. Pelaku fermentasinya jamur Aspergillus orizae atau A. soyae bersama saccharomyces rouxii atau Pediococcus soyae atau Torulopsi sp (Sutarno.2000: 7.20).
5. Peran Bioteknologi Dibidang Pertanian
a. Tanaman Kebal Terhadap Hama dan Penyakit
Dengan rekayasa genetika, para ahli bioteknologi menyisipkan gen bakteri Bacillus thuringiensis yang dapat menghasilkan senyawa endotoksin (senyawa racun) pada tanaman budidaya. Tanaman yang telah disisipi gen bakteri tersebut dinamakan tanaman transgenik. Tanaman transgenik ini tidak perlu disemprot dengan pestisida untuk menyingkirkan hama dan penyakit yang menyerangnya, karena telah memiliki kemampuan memberantas hama dan penyakit dengan senyawa racun yang dikandungnya (Pratiwi, dkk. 2007: 177).
b. Tanaman yang Dapat Memfiksasi Nitrogen
Serelia atau tumbuhan rumput-rumputan berbiji merupakan tumbuhan yang menyuplai 50% makanan pokok penduduk dunia. Namun sayangnya, serelia tidak tidak memiliki simbion bakteri di akar-akarnya untuk memfiksasi nitrogen, sehingga kebutuhan nitrogen (N2) diperoleh dari penambahan pupuk buatan.
 Dengan bioteknologi, para ilmuan mengembangkan tumbuhan yang akarnya bersimbiosis dengan Rhizobium. Ide ini melibatkan gen nif yang dapat mengontrol fiksasi nitrogen. Para ilmuan menyisipkan gen nif pada:
a.     Tumbuhan serelia yang sesuai
b.    Bakteri yang berasosiasi dengan tumbuhan serelia
c.     Plasmid TI (Tumor Inducing  dari Agrobacterium dan kemudian menginfeksikannya ke tumbuhan yang sesuai dengan bakteri yang telah direkayasa (Pratiwi, dkk. 2007: 177).
d. Kultur Jaringan
Kultur jaringan merupakan perbanyakan secara vegetative yang dilakukan dengan cara membudidayakan suatu jaringan tumbuhan untuk menjadi tumbuhan yang mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Budidaya tersebut dilakukan dalam suatu wadah dengan media khusus (mengandung nutrisi) dan alat-alat steril. Jaringan yang dimanfaatkan adalah  jaringan yang aktif membelah yaitu jaringan meristem. Teknik kultur jaringan didasarkan pada teori totipotensi oleh Scleiden dan Schwan, bahwa setiap sel mempunyai kemampuan untuk menjadi tumbuhan yang sempurna (Rochman. 2009 : 245).
e. Hidroponik dan  Aeroponik             
Hidroponik adalah cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam. Media tanam yang digunakan dapat berupa pecahan  genting, pasir, atau  lainnya yang disiram dengan larutan bernutrisi. Aeroponik adalah cara bercocok tanam di udara. Tanaman dibiarkan terbuka dan menggantung pada suatu tempat yang dijaga kelembapannya.Akar dan tubuh tanaman disemprot mengandung larutan pupuk bernutrisi (Rochman. 2009 : 122).
6. Peran Bioteknologi dalam Bidang Reproduksi
a) Kloning
Kloning merupakan produksi suatu organisme dari satu sel tunggal yang diambil dari tubuh sebuah tumbuhan atau hewan. Sel tunggal ini merupakan sel somatik yang mengandung dua genom (satu dari induk betina dan satu dari induk jantan) yang mempunyai semua infomasi genetik yang diperlukan untuk menghaslkan suatu individu lengkap di saat ia dirangsang untuk tumbuh.
a. Kloning pada tumbuhan
Kloning pada tumbuhan lebih populer dengan sebutan kultur sel atau kultur jaringan. Teknologi ini memungkinkan bagi kita untuk dapat memilih  tanaman yang diinginkan untuk menghasilkan tiruan yang tepat sama, dalam waktu yang singkat dan dalam jumlah yang besar.
b. Kloning pada hewan
Teknologi kloning pada hewan sedikit lebih rumit, karena diperlukan suatu bedah mikro untuk mentransplatasikan inti sel yang akan dibuat kloningnya ke dalam medim resipien.
1) Katak klonal
Pada tahun 1952, dua orang ilmuwan Amerika Serikat, Robert Briggs dan Thomas J. King, mencoba menggunakan teknik kloning pada katak. Mereka menghacurkan inti sel telur katak yang belum dibuahi dengan radiasi. Kemudian mereka memindahkan inti sel somatis dari seekor berudu muda ke dalam sel telur itu. Telur dengan inti hidup terus dan berkembang menjadi berudu normal. Hasil percobaan ini adalah seekor berudu yang merupakan duplikat dari berudu donornya. Sepuluh tahun kemudian ahli biologi Inggris , John B. Gurdon mentransplantasikan inti sel kulit ke dalam sel telur yang intinya telah dikeluarkan lalu menumbuhkan embrionya sampai menjadi berudu yang sangat muda. Kemudian ia memisahkan sel-sel tubuh berudu muda itu dan mentransplantasikan intinya ke dalam sel telur katak lain yang intinya telah diambil. Klon-klon baru tumbuh dari telur-telur ini. Akhirnya dihasilkan banyak katak yang merupakan duplikat dari katak donornya.
2) Kloning pada mamalia
Illmensee dan Hoppe pada tahun 1979 setelah 363 kali gagal, akhirnya mereka melaporkan bahwa mereka berhasil melakukan pengkloningan pada tikus. Kemudian metode mereka  diadopsi dan dimodifikasi oleh ahli lain, dan akhirnya sekarang para ilmuwan berhasil menggunakan teknik transplantasi yang menghasilkan duplikat dari domba bahkan kera. Domba pertama hasil kloning lahirnpada bulan Juli 1986, dari hasil kerja Ian Wilmut dan koleganya dari Roslin Institut, Edinburg. Domba tersebut diberi nama Dolly. Dolly berasal dari sel epitel kambing domba betina jenis Scottish Blackface berumur enam tahun. Inti sel kambing itu ditransferkan ke dalam sel telur domba betina lain yang intinya telah diambil. Kemudian sel telur dengan inti baru itu disemaikan dalam kandungan domba betina Scottish Blackface lainnya sebagai  induk titipan. Kemudian pada bulan Agustus 1996, Wolf berhasil membuat 2 monyet hasil kloning dengan metode yang sama seperti yang dilakukan Wilmut (Sutarno. 2000: 7.33-7.37).
b)  Bayi Tabung
Bayi tabung merupakan teknik kedokteran untuk menciptakan janin dengan mempertemukan sel telur dan sel sperma di dalam cawan petri di laboratarium atau bisa di sebut dengan fertilisasi individu (Dody, dkk. 2007: 8).
Pada tanggal 25 Juli 1958 lahirlah bayi tabung pertama dari Inggris bernama Louis Brown.
Tahapan bayi tabung sebagai berikut :
1. Masa Tunggu
          Istri dan Suami menjalani serangkai pemeriksaan.
2. Masa Pengobatan
Dokter memberi Istri obat perangsang pertumbuhan folikel guna menghasilkan sel telur lebih dari satu.
3. Memanen sel telur
Folikel/gelembung sel telur yang sudah matang diambil tanpa melakukan operasi melainkan laparaskopi/ultrasonografi transvagina. Pada saat yang sama, dokter mengambil 50-100 sperma dari suami.
4. Penyatuan
sel telur dan sel sperma disatukan dalam tabung yang berisi media biakan (nutrisi). Zigot akan membelah menjadi embrio.
5. Penanaman
Embrio ditanamkan pada saluran indung telur.
6. Pemeriksaan
7. Positif Hamil
(Dody, dkk. 2007: 11)









BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
1.    Bioteknologi adalah cabang biologi yang mempelajari pemanfaatan mahluk hidup (bakteri, jamur, virus, dan lain- lain) ataupun produk dari mahluk hidup (enzim, alkohol, antibiotik, asam organik) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang dapat digunakan oleh manusia. Bioteknologi ada dua, yaitu Bioteknologi Konvesional dan Bioteknologi Modern.
2.    Teknologi-teknologi yang mendasari bioteknologi ialah: Teknologi Antibodi Monoklonal (TAM) ,Teknologi Bioproses, Teknologi Sel dan Kultur Jaringan, Teknologi Biosensor, Rekayasa Genetika, dan Teknologi Rekayasa Protein.
3.    Perkembangan Bioteknologi mengalami kemajuan pesat dari 6.000 SM sampai abad ke 20 ini.
4.    Penerapan bioteknologi dalam kehidupan manusia mencakup dalam segala aspek  kehidupan, yaitu Bidang Pertambangan, Bidang Kesehatan, Bidang Pelestarian Lingkungan, Bidang Industri Makanan, Bidang Pertanian, dan Bidang Reproduksi.

III.2 Saran
Sebaiknya bioteknologi dimanfaatkan dengan baik dan teliti agar dalam penerapan dikehidupan sehari-hari tidak terjadi kesalahan dalam penggunaannya.






Daftar Pustaka
Abas, Mochammad. 2002. Biologi. Jakarta: Yudisthira
Asih, dkk. 2013. Modul Biologi. Jakarta: Prestasi
Fahruddin. 2010. Bioteknologi Lingkungan. Bandung: Alfa-beta
Hidayat, Dody dan Iman Firdaus. 2007. Muatan Lokal Ensiklopedia Iptek. Jakarta: PT Lentera Abadi
Noorhiadayati. 2012. Biologi Umum. PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
Nurhayati, dkk. 2012. Biologi. Jakarta: Tim Ekasakta
Pratiwi, D.A., dkk. 2007. Biologi. Jakarta: Erlangga
Rochman, Dedi M., Saptjih Nurwiati. 2009. Intisari Biologi SMA. Bandung: Pustaka Setia
Sutarno, nono dkk. 2000. Biologi Lanjutan Umum II. Jakarta: Universtias Terbuka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar