Kamis, 27 Maret 2014

praktikum platyhelminthes



PRAKTIKUM III
Topik                   : Platyhelminthes
Tujuan                  : 1. Mengetahui ciri morfologi dari phyllum  Platyhelminthes
                              2.  Mengamati cara gerak/jarak tempuh Platyhelminthes                                                                                                                                                                                                                                (Planaria)
                              3. Mengamati cara makan Planaria.
                        4. Mengamati bagian-bagian tubuh/ciri morfologi dari Fasciola hepatica                      
Hari/Tanggal        : Kamis, 13 Maret 2014
Tempat                : Laboratorium Biologi FKIP UNLAM Banjarmasin
 

I.       ALAT DAN BAHAN
ALAT :

1.      Mikroskop
2.      Kaca benda
3.      Kaca Penutup
4.      Kertas milimeter
BAHAN :
1.      Planaria sp
2.      Preparat/awetan Fasciola hepatica

II.    CARA KERJA
Cara mendapatkan Planaria : habitat di perairan sungai, danau yang jernih, aliran air tidak terlalu deras dan dangkal, berikan potongan daging/cacing tanah kecil pada sela-sela batu dan tidak terbawa aliran air, tunggu beberapa saat.
A.    Planaria
1.      Amati Planaria yang diletakkan pada cawan petri, yang telah diberi sedikit air dengan menggunakan loupe, gambarlah morfologi hewan tersebut dan amati bagaimana cara geraknya.
2.      Letakkan kertas milimeter di bawah cawan petri, catat waktu yang diperlukan untuk bergerak/berjalan dalam jarak 1 cm.
Fasciola hepatica
Letakkan preparat/awetan Fasciola hepatica, amati di bawah mikroskop struktur anatomi dari Fasciola hepatica, bagian mulut (anterior), sistem pencernaan, saraf, kelenjar vitellin, organ reproduksi dan gambarkan serta beri keterangan.


III.    TEORI DASAR
Platyhelmintes terdiri iatas 3 kelas yaitu: Turbelaria, Trematoda dan Cestoda. Planaria merupakan contoh dari kelas Trematoda. Planaria ini memiliki tubuh yang pipih, hidup di air tawar, mulut terdapat pada bagian ventral, memiliki bentukan seperti mata dan mempunyai auricle. Hewan ini tidak memiliki anus, mempunyai daya regenerasi yang sangat baik. Sedangkan pada Fasciola hepatica juga memilki tubuh yang pipih, tidak bersegmen, pada bagian mulut terdapat pengisap dan kadang-kadang mempunyai kait-kait, dan biasanya hewan ini hermafrodit.
Turbellaria yang hidup bebas di dalam air atau di tempat yang lembab; Trematoda yang hidup sebagai parasit, dan Cestoda yang hidup sebagai parasit di dalam Vertebrata. Fasciola hepatica termasuk dalam kelas Trematoda.
Mulut Fasciola hpeatica terletak ditengah-tengah alat isap depan. Makanannya terdiri dari jaringan atau cairan tubuh tuan rumahnya yang dihisap oleh alat hisap kemudian melalui mulut masuk ke dalam saluran pencernaannya. Kelas Trematoda  dapat kita bagi menjadi 2 ordo : Monogenea dan Digenea. Jenis Monogenea hanya mempunyai satu tuan rumah saja. Telurnya yang dilepas kedalam air tidak banyak jumlanya, bahkan kadang-kadang hanya satu butir saja. Larva yang terjadi langsung melekat pada tuan rumahya, misalnya ikan, katak, atau reptil. Kadang-kadang di dalam suatu perairan terdapat banyak sekali larva yang semacam itu sehingga dapat dikatakan mematikan banyak anak ikan, misalnya jenis gyrodactylus yang hidup pada sirip ikan, kulit dan insang ikan mas. Jenis hewan dalam ordo ini  merupakan parasit luar (ektoparasit) Vertebrta; pada manusia belum pernah di dapat.


IV. HASIL PENGAMATAN
1.      Planaria sp
Gambar
                                                                                            Keterangan:
1.      Bintik mata
2.      Aurikel
3.      Kepala
4.      Ekor





Menurut literatur
(Sumber: Anonim A. 2014)
(Sumber: Anonim B. 2014)
 
               Keterangan:
1.      Otak
2.      Bintik Mata
3.      Aurikel
4.      Saraf longitudinal
5.      Intestin
6.      Faring
7.      Mulut



                                        





2.      Fasciola hepatica
       Gambar
                                                                                                     Keterangan:
1.      Ventrosa oral
2.      Ventrosa ventral
3.      Poro genital





 
Menurut literatur
                                                                                                                             Keterangan:
1.      Alat penghisab oral
2.      Alat penghisab ventral
3.      Saluran sperma dan testis
4.      Faring
5.      Lubang Kelamin
Anonimc. 2013.





(Sumber: Anonim C. 2014)

V.   ANALISIS DATA
1.      Planaria sp.
Klasifikasi:
Kingdom       : Animalia
Filum             : Platyhelminthes
Kelas              : Turbellaria
Ordo              : Tricladida
Familia           : Tricladidae
Genus            : Dugesia
Spesies           : Planaria sp.
(Sumber : Hegner, 1968 )
Planaria sp. memiliki tubuh berbentuk pipih dorsoventral, bilateral simetri dan tidak bersegmen. Bagian kepala berbentuk segitiga dengan tonjolan seperti dua keping yang terletak di sisi lateral yang disebut aurikel, sedangkan bagian ekor meruncing. Panjang tubuh sekitar 5 mm, bagian tubuh sebelah dorsal warnanya lebih gelap daripada warna tubuh sebelah ventral. Di tengah-tengah bagian dorsal kepalanya terdapat bintik mata (eyespots) yang berfungsi untuk membedakan gelap dan terang. Dekat pertengahan tubuh bagian ventral agak ke arah ekor terdapat lubang mulut.
Mata planaria disebut dengan eye spot merupakan bintik mata yang sensitif terhadap cahaya matahari sehingga planaria lebih banyak menghasbiskan banyak waktu di bawah bebatuan atau daun-daun. Pada aurikel dipenuhi oleh banyak reseptor kimia, sehingga menggerakan kepala yang kesatu sisi ke sisi lain yang menyebabkan planaria mengetahui atau merasakan adanya sinyal kimia (bau) yang berdifusi dari sumber makanan.
Planaria sp. merupakan hewan yang hidup bebas di perairan air tawar yang jernih dan tidak mengalir, biasanya berlindung di tempat-tempat yang teduh (di balik batu-batuan, di bawah daun yang jatuh). Meskipun hidup di air planaria tidak berenang, tetapi bergerak dengan cara meluncur dan merayap. Cacing ini jarang bergerak dengan cara merayap tetapi dengan cara meluncur. Gerakan Planaria meluncur dengan ujung anterior ke arah depan.
Gerakan meluncur terjadi dengan bantuan silia yang ada pada bagian ventral tubuhnya dan zat lendir yang dihasilkan oleh kelenjar lendir dari bagian tepi tubuh. Zat lendir itu merupakan “jalur” yang akan dilalui. Gerakan silia yang menyentuh jalur lendir menyebabkan hewan bergerak. Selama berjalan meluncur, gelombang yang bersifat teratur tampak bergerak dari kepala ke arah belakang. Pada gerak merayap, tubuh planaria memanjang sebagai akibat dari kontraksi otot sirkular dan dorsoventral. Kemudian bagian depan tubuh mencengkeram pada substrat dengan mukosa atau alat perekat khusus (Kastawi dkk 2001).
Planaria merupakan hewan yang menghindari cahaya kuat, dan di siang hari beristirahat di dalam air berlindung pada suatu objek, berkelompok 6-20 ekor. Planaria merupakan pemakan makanan yang beraneka ragam, ia juga mampu mencari-cari dan memakan bangkai hewan lain yang telah mati.
Planaria sp. menunjukkan berbagai perilaku sebagai respon terhadap berbagai macam rangsang yang meliputi cahaya, sentuhan, aroma, dan rasa. Selain itu daya regenerasi Planaria sp. sangat unik, dimana Planaria sp. mampu memperbaiki bagian tubuh yang tidak sempurna menjadi bagian yang utuh seperti semula dalam waktu yang relatif singkat (regenerasi yang tinggi).

2.      Fasciola hepatica
KlasifikasiFasciola hepatica
Kingdom       : Animalia
Phylum          : Platyhelminthes
Classis            : Trematoda
Ordo              : Echinostomida
Genus            : Fasciola
Spesies           : Fasciola hepatica
(Sumber : Hegner, 1968 )
Pada spesies Fasciola hepatica, cacing dewasa berwarna coklat abu-abu dengan bentuk seperti daun, pipih, melebar dan lebih melebar keanterior dan berakhir dengan tonjolan berbentuk conus. Bagian anterior berbentuk seperti kerucut dan pada puncak kerucut terdapat batil isap mulut (oral sucker), sedangkan pada bagian dasar kerucut terdapat batil isap perut (ventral sucker). Saluran pencernaan bercabang – cabang sampai ke ujung distal sekum. Testis dan kelenjar vitelin juga bercabang – cabang.
Fasciola hepatica merupakan Platyhelminthes dalam kelas Trematoda. Disekitar mulut terdapat alat hisap (berfungsi sebagai alat penempel pada hospes). Batil isap ini terdapat di sebelah anterior dan ventral. Alat hisap dilengkapi dengan otot-otot yang tersusun atas tiga lapis, yaitu lapisan luar melingkar, lapisan tengah longitudinal dan lapisan dalam diagonal (Rusyana, 2013).
Hewan-hewan yang tergolong Trematoda merupakan hewan yang hidup secara ektoparasit dan endoparasit. Oleh karena itu Trematoda merupakan hewan parasit, dia mengambil makanan berupa cairan tubuh atau jaringan inangnya saat ia menempel.  Dinding tubuh tidak tersusun oleh epidermis dan silia. Tubuhnya tidak bersegmen dan tertutup oleh kutikula. 
Sistem pencernaan makanan sederhana. Saluran pencernaannya terdiri atas mulut, faring (saluran pendek), esofagus, usus (terdiri atas 2 cabang utama yang menjulur dari anterior ke posterior sebelah-menyebelah dalam tubuh). Selanjutnya cabang utama itu akan bercabang lagi (cabang tersebut disebut divertikulum).
Sistem saraf terdiri dari ganglion serebral, terletak di bagian kepala dan berfungsi sebagai otak. Dari ganglion serebral ini keluarlah cabang-cabang urat saraf  secara radier menuju ke arah lateral, anterior, dan posterior. Cabang posterior terdiri dari satu pasang (kanan dan kiri) yang saling bersejejar yang membentang di bagian ventral tubuh yang disebut tali saraf..
Hewan spesies ini sebagian besar hermafrodit. Reproduksinya secara seksual atau generatif, yaitu persatuan antara gamet jantan dan gamet betina.  Alat reproduksi jantan: testis, vas deferen, seminal vesicle, penis, lubang kelamin. Testis dan kelenjar vitelin bercabang-cabang. Alat reproduksi betina: ovarium, oviduct, seminal receptacle/uterus, vagina, lubang kelamin.

VI. KESIMPULAN
1.     Planaria merupakan phylum Platyhelminthes yang berada pada kelas Turbelaria
2.     Planaria memiliki tubuh pipih (dorsoventral), bilateral simetri dan tidak bersegmen. Tubuh bagian dorsal memiliki auricle (aurikula/berbentuk telinga) dan eyespot (bintik mata), sedangkan tubuh bagian ventral terdapat  mulut, pharynk, dan lubang kelamin.
3.     Fasciola hepatica merupakan phylum Platyhelminthes dan berada pada kelas Trematoda.
4.     Ciri-ciri dari Fasciola hepatica adalah sebagai berikut:
a.    Tubuhnya berbentuk seperti daun,
b.   Dindingt ubuh tidak tersusun oleh epidermis dan silia,
c.    Tubuhnya tidak bersegmen dan tertutup oleh kutikula,
d.   Sistem pencernaannya belum lengkap/kompleks, yaitu terdiri atas mulut, faring, intestine, tanpa anus,
e.    Sistem saraf terdiri atas sepasang ganglion anterior yang dihubungkan dengan tali saraf longitudinal, dan tali saraf transversal (sistem saraf tangga tali).
f.    Hermafrodit dan reproduksi secara seksual,
g.   Habitatnya di dalam tubuh inang mamalia (sebagai parasit).

VII. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, A. 2014. http://www.zakapedia.com/2013/03/jenis-jenis-cacing-vermes.html  Diakses Tanggal 9 Maret 2014.

Anonim, B. 2014. http://www.artikelbagus.com/2011/12/filum-platyhelminthes-cacing-pipih.html  Diakses Tanggal 9 Maret 2014.

Anonim, C. 2014. http://dephicamunis.wordpress.com/2011/01/17/fasciola-hepatica/ Diakses Tanggal 9 Maret 2014.

Bunda Halang, Mahruddin, dan Maulana Khalid Rhiefani. 2014. Penuntun Praktikum Zoologi Invertebrata. Banjarmasin: FKIP UNLAM Banjarmasin.

Hegner, Robert.W. & Joseph G.Engemann. 1968. Invertebrates Zoologi. London: The Macmillan Company Collier-Macmilllan Limited.

Kastawi, Y., dkk. 2003. Zoologi Anvertebrata. Malang: UNM-Press.

Rusyana, Adun. 2013. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Bandung: Alfabeta



Tidak ada komentar:

Posting Komentar