Jumat, 11 April 2014

Praktikum V (Bunga tunggal)



PRAKTIKUM V
Topik               : Bunga Tunggal
Tujuan             : Mengenal bunga tunggal dan bagian-bagiannya
Hari, tanggal   : Kamis, 27 Maret 2014
Tempat            : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
 

I.         ALAT DAN BAHAN:
A.    Alat-alat :
1.      Baki
2.    Alat tulis
3.    Silet/cutter
B.     Bahan :
1.      Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
2.       Bunga mawar (Rosa sp.)
3.       Bunga kaca piring (Gardenia augusta)
4.       Bunga pepaya (Carica papaya L.)
5.       Bunga waru (Hibiscus tiliaceus L.)

II.       CARA KERJA
1.      Mengamati bagian-bagian bunga: tangkai bunga (pedicellus), kelopak (calyx), mahkota (corolla), tenda bunga (perigonium), putik (stigma), benang sari (stamen), pendukung putik atau benang sari (andriginifor), bakal buah (karpelum), daun pemikat (lokblad).
2.      Menggambar hasil pengamatan.
III.    TEORI DASAR
Alat perkembangbiakan pada tumbuhan dibedakan dalam dua golongan, yaitu yang bersifat vegetatif dan yang generatif. Alat perkembangan generatif tersebut bentuk dan susunannya berbeda-beda menurut jenis tumbuhan, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga. Pada bunga inilah terdapat bagian-bagian yang setelah terjadi peristiwa persarian (penyerbukan) dan pembuahan akan menghasilkan bagian tumbuhan yang disebut buah, yang didalamnya terkandung biji dan biji inilah yang akan tumbuh menjadi tumbuhan baru.
Tumbuhan yang hanya mempunyai satu bunga saja dinamakan tumbuhan berbunga tunggal (planta unifloral) sedangkan lainnya tumbuhan berbunga banyak (planta multifloral). Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian yang terdiri dari:
a.       Tangkai bunga (pedicellus)
b.      Dasar bunga (receptaculum)
c.       Hiasan bunga (perianthium)
d.      Alat-alat kelamin jantan (androecium)
e.       Alat-alat kelamin betina (gvnaecium)
Bagian-bagian hiasan bunga pada umumnya tersusun dalam dua lingkaran, yaitu:
1.      Kelopak (kalyx)
2.      Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla)
Pada suatu bunga sering kita dapati tidak ada hiasan bunganya. Bunga yang demikian dinamakan bunga telanjang (flos nudus), atau hiasan bunga tidak dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkotanya, dengan kata lain kelopak dan mahkota sama, baik bentuk dan warnanya. Hiasan bunga yang demikian dinamakan tenda bunga (perigonium)
Berdasarkan bagian-bagian yang terdapat pada bunga kecuali tangkai dan dasar bunga, maka bunga dapat dibedakan dalam:
1.      Bunga lengkap atau bunga sempurna (flos completes)
2.      Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (flos in-completes)
                      






IV.    HASIL PENGAMATAN
1.      Bunga Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Rounded Rectangle:  Keterangan :
1. Tangkai
2. Dasar Bunga
3. Kelopak
4. Kelopak Tambahan
5. Mahkota
6. Putik
7. Tangkai Putik
8. Benang sari
9. Tangkai Benang Sari

Gambar


 











        Berdasarkan literatur
Rounded Rectangle:  Keterangan :
1. Tangkai
2. Dasar Bunga
3. Kelopak
4. Mahkota
5. Putik
6. Tangkai Putik
7. Benang sari
8. Tangkai Benang Sari
1. 
Rounded Rectangle:             



 









 (Sumber: Anonim A. 2014)


                                                                                   

2.      Bunga mawar (Rosa sp.)
Gambar







Rounded Rectangle:  Keterangan :
1. Tangkai
2. Dasar Bunga
3. Kelopak
4. Kelopak Tambahan
5. Daun Penumpu
6. Mahkota
7. Putik
8. Tangkai Putik
9. Benang sari
10. Tangkai Benang Sari


2.

 










           


     Menurut Literatur
Rounded Rectangle:  Keterangan :
1. Tangkai
2. Dasar Bunga
3. Kelopak
4. Kelopak Tambahan
5. Mahkota


3. 
Rounded Rectangle:                                                                                     



 








(Sumber: Anonim B. 2014)




 











(Sumber: Anonim B. 2014)

3.      Bunga kaca piring (Gardenia augusta)
        Gambar







Rounded Rectangle:  Keterangan :
1. Tangkai
2. Dasar Bunga
3. Kelopak
4. Mahkota
5. Putik
6. Tangkai Putik
7. Benang sari
8. Tangkai Benang Sari
4.

 
















        Menurut Literatur
 



                                                                                                  


 






(Sumber: Anonim C. 2014)






Rounded Rectangle:  Keterangan :
6.   Putik
7.   Tangkai Putik
8.   Benang sari
9.   Tangkai Benang                             Sari

Rounded Rectangle:

 


           


 








(Sumber: Anonim D. 2014)







4.      Bunga pepaya (Carica papaya L.)
        Gambar
        Bunga Jantan







Rounded Rectangle:  Keterangan :
1. Tangkai
2. Dasar Bunga
3. Kelopak
4. Mahkota
5. Benang sari
6. Tangkai Benang Sari

 












        Bunga Betina







Rounded Rectangle:  Keterangan :
1. Tangkai
2. Dasar Bunga
3. Kelopak
4. Mahkota
5. Putik
6. Tangkai Putik

 





           









        Berdasarkan literatur
        Bunga Jantan







Rounded Rectangle:  Keterangan :
1. Tangkai
2. Dasar Bunga
3. Kelopak
4. Mahkota
5. Benang sari
6. Tangkai Benang Sari

 









(Sumber: Anonim E. 2014)

        Bunga Betina







Rounded Rectangle:  Keterangan :
1. Tangkai
2. Dasar Bunga
3. Kelopak
4. Mahkota
5. Putik
6. Tangkai Putik

 










(Sumber: Anonim E. 2014)






5.      Bunga waru (Hibiscus tiliaceus L.)
Gambar






Rounded Rectangle:  Keterangan :
1. Tangkai
2. Dasar Bunga
3. Kelopak
4. Mahkota
5. Putik
6. Tangkai Putik
7. Benang sari
8. Tangkai Benang Sari
6.


 












Menurut Literatur


 










(Sumber: Anonim F. 2014)












Rounded Rectangle:  Keterangan :
6.   Putik
7.   Tangkai Putik
8.   Benang sari
9.   Tangkai Benang Sari

 








                                                                                               
(Sumber: Anonim G. 2014)

V.       ANALISIS DATA

1.      Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)

Klasifikasi      :

Divisio           : Magnoliophyta

Classis            : Magnoliopsida

Subclassis      : Dillenidae

Ordo              : Malvales

Familia           : Malvaceae

Genus            : Hibiscus

Species           : Hibiscus rosa-sinensis L.

(Menurut Cronquist, 1981)

Berdasarkan hasil pengamatan, bunga sepatu termasuk bunga tunggal, bunga sepatu termasuk bunga yang tumbuh di ketiak daun (flos lateralis atau  flos axilaris). Memilki bunga yang besar dan terpencar atau tepisah-pisah (flores sparsi).
Bunga sepatu memiliki bagian-bagian bunga yaitu tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptaculum),  kelopak bunga (calyx), tajuk atau mahkota bunga (corolla), putik (stigma atau pistillum), benang sari (stamen), selain itu juga terdapat kelopak tambahan. Oleh karena itu bunga sepatu termasuk bunga lengkap. Bunga sepatu juga termasuk bunga sempurna karena dalam satu bunga terdapat dua alat kelamin yaitu kelamin jantan berupa benang sari dan kelamin betina berupa putik, sehingga bunga sepatu tergolong bunga banci atau berkelamin dua (hermaproditus). Berdasarkan simetri pada bunga, bunga sepatu tergolong bunga bersimetri banyak atau beraturan (polysimetri, regularis, atau actinomorphus)
Dasar bunganya berbentuk seperti cawan, yakni daun-daun kelopak duduknya seakan-akan pada tepi bangunan seperti cawan tadi, sedangkan putik di tengah di tengah pada bagian dasar bunga yang lebih rendah letaknya daripada temapat duduknya kelopak dan tajuk bunga. Tangkai bunganya (pedicellus) agak panjang, kelopak (calyx) berbentuk tabung dengan tepi bercangap. Daun kelopak 4-5 dengan susuna seperti katup, disamping itu pada bagian luar lingkaran kelopak bunganya masih mempunyai daun-daun yang menyerupai kelopak yang disebut kelopak tambahan berjumlah tujuh buah. Mahkota (corolla) berbentuk bulat telur terbalik yang berjumlah lima berwarna merah, namun ada juga ada juga yang berwarna merah muda, putih dan jingga muda. Bebas satu sama lain, tetapi pada pangkal sering berlekatan dengan buluh (“columna”) yang merupakan perlekatan  tangkai-tangkai sarinya, letaknya seperti genting.
Benang sari banyak dengan tangkai sari yang berlekatan menjadi satu atau benang sarinya bersatu dengan putik membentuk sebuah tangkai yang disebut staminal colom yang berongga menyelubungi putik dan hal ini merupakan ciri khas dari bunga pada ordo Malvales. Pada bagian atas terbagi-bagi dalam cabang-cabang yang masing-masing mendukung kepala sari yang hanya beruang 1 membuka dengan celah yang membujur, serbuk sari dengan permukaan berbenjol-benjol bewarna kuning. Adapun putik  berjumlah 5 buah dengan warna merah yang terdapat di ujung tangkainya.

2.      Bunga mawar (Rosa sp.)
Klasifikasi   :
Divisio        : Magnoliophyta
Classis         : Magnoliopsida
Sub classis  : Rosidae
Ordo           : Rosales
Familia        : Rosaceae
Genus         : Rosa
Species        : Rosa sp.
Sumber       : Cronquist, 1981 
Dari hasil pengamatan pada bunga mawar ini merupakan bunga tunggal yang tumbuh di ketiak daun. Bunga mawar merupakan bunga lengkap karena pada bunga mawar didapat bagian-bagian bunga yaitu  tangkai bunga, dasar bunga, kelopak bunga,  mahkota bunga, putik, benang sari, dan daun penumpu. Disebut juga bunga sempurna karena memiliki sempurna karena memiliki alat perkembangbiakan jantan dan betina. Berdasarkan alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, bunga mawar tergolong bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus) yaitu bunga,  yang padanya terdapat benag sari (alat kelamin jantan) maupun putik (alat kelamin betina) dalam satu bunga tersebut. Bertalian dengan simetri pada bunga, bunga mawar tergolong bunga bersimetri banyak atau beraturan  (polysimetris, reglaris, atau actinomorphus).
Letak daun-daun kelopak dan mahkota terhadap sesamanya berkatup (valvata) yaitu tepi daun-daun kelopak atau mahkota tidak bersentuhan sama sekali satu sama lain. Dasar bunga sebagai pendukung tajuk bunga atau antofor (anthophorum), yaitu bagian dasar bunga tempat duduknya daun-daun bunga. Bentuk dasar bunga meyerupai kerucut, hingga putik yang  berada di tengah-tengah duduknya paling tinggi, juga disini duduknya bakal buah dikatakan menumpang (susperus)
kelopak dengan tepi berbagi, Tangkai bunganya cukup panjang, dilanjutkan dengan dasar bunga yang menumpang bunga, kemudian mahkota bunga yang sangat rapat berlapis-lapis Daun mahkota sebanyak taju kelopak dan tersusun spiral. Terdiri atas 5 helai daun mahkota dengan perkecualian Rosa sericea yang hanya memiliki 4 helai daun mahkota. baunya sangat disukai karena harum dan wangi yang menempel pada bagian dasar bunga. Warna bunga biasanya putih, merah muda, kuning, merah tua pada beberapa spesies, benang sarinya melekat pada dasar bunga dan berjumlah banyak. Benang sari 6 atau lebih. Tangkai sari pada waktu kuncup kerapkali membengkok. Kepala sari kecil dan beruang dua. bakal buah 1 atau lebih. Buah tunggal dan ada yang majemuk . Kelopak berdaun lekat, kadang-kadang dengan kelopak tambahan. Putiknya majemuk, dengan bakal buah menempel di atas dasar bunga. daun penumpu berwarna hijau, dan serbuk sari dan putik berwarna kuning. Ovari berada di bagian bawah daun mahkota dan daun kelopak.
Bunga menghasilkan buah agregat (berkembang dari satu bunga dengan banyak putik) yang disebut rose hips. Masing-masing putik berkembang menjadi satu buah tunggal (achene), sedangkan kumpulan buah tunggal dibungkus daging buah pada bagian luar. Spesies dengan bunga yang terbuka lebar lebih mengundang kedatangan lebah atau serangga lain yang membantu penyerbukan sehingga cenderung menghasilkan lebih banyak buah.

3.      Bunga Kaca Piring (Gardenia augusta)
Klasifikasi
Kingdom       : Plantae
Divisio           : Magnoliphyta
Classis            : Magnoliopsida
Sub classis     : Asteriidae
Ordo              : Rubiales
Familia           : Rubiaceae
Genus            : Gardenia
Species           : Gardenia augusta Merr.
(Sumber : Cronquist : 1981) 
Dari hasil pengamatan pada bunga kaca piring ini merupakan bunga tunggal. Bunga ini hanya muncul sekuntum di ujung-ujung tangkai (flos terminalis) dengan tangkai pendek. Pada pengamatan pada bunga bunga kaca piring didapat bagian-bagian bunga yaitu tangkai bunga, dasar bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik. Bunga kaca piring termasuk ke dalam bunga sempurna serta tergolong bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus) karena mempunyai putik dan benang sari dalam satu bunga. Bunga kaca piring juga termasuk dalam bunga lengkap karena mempunyai tangkai bunga, dasar bunga, hiasan bunga (kelopak dan mahkota), alat kelamin jantan, dan alat kelamin betina.
Dasar bunga sebagai pendukung tajuk bunga atau antofor (anthophorum), yaitu bagian dasar bunga tempat duduknya daun-daun bunga. Bentuk dasar daun menyerupai kerucut, hingga putik berada di tengah-tengah duduknya. Dilanjutkan dengan dasar bunga yang menumpang bunga. Kemudian ada kelopak bunga yang menempel lanjutan dari tangkai bunga dan bercangap 5. Kemudian mahkota (corolla) bunga berwarna putih yang sangat rapat berlapis-lapis sama seperti bunga mawar yang mana berbentuk spiral yang baunya pun sangat disukai karena harum dan wangi yang menempel pada bagian dasar bunga. Dilihat pada bagian tengah pada mahkota bunga ini terdapat benang sari dan putik namun jarang sekali terjadi peristiwa persarian yang menyebabkan bunga ini jarang ada bahkan tidak ada bijinya yang mana biji adalah hasil dari persarian tersebut.
 Jika dibelah benang sari tampak duduk di atas kelopak yang seperti bunga mawar. Tangkai sari berbentuk benang, kepala sari terdapat pada ujung tangkai sari. Tangkai putik 1 buah dan hanya beruang 1. Bakal buah tenggelam, beruang-ruang, jarang 1     banyak, tiap ruang dengan 1    banyak bakal biji. Masing-masing dengan 1 integumen.

4.      Bunga pepaya (Carica papaya L.)
Klasifikasi :             
Kingdom      : Plantae
Divisio          : Magnoliophyta
Classis          : Magnoliopsida
Sub classis    : Dilleniidae
Ordo             : Violales
Familia         : Caricaceae
Genus           : Carica
Species         : Carica papaya L.
Sumber         : Cronquist:1981
Pada pengamatan pada bunga papaya jantan didapat bagian-bagian bunga yaitu tangkai bunga, dasar bunga, kelopak, mahkota bunga, dan putik. Sedang pada bunga jantan terdapat bagian tangkai, mahkota dan benang sari. Bunga pepaya tergolong poligam, yaitu pada satu tumbuhan terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga banci bersama-sama serta termasuk monoeco-polygamus. Pada pengamatan kelopak dan tangkai bunga papaya berwarna putih dengan putik dan serbuk sari berwarna kuning.
Tumbuhan jantan dikenal sebagai "pepaya gantung", yang walaupun jantan kadang-kadang dapat menghasilkan buah pula secara "partenogenesis". Buah ini mandul (tidak menghasilkan biji subur), dan dijadikan bahan obat tradisional. Bunga pepaya memiliki mahkota bunga berwarna kuning pucat dengan tangkai atau duduk pada batang. Bunga jantan pada tumbuhan jantan tumbuh pada tangkai panjang. Bunga biasanya ditemukan pada daerah sekitar pucuk.
Kelamin jantan pepaya ditentukan oleh suatu kromosom Y-primitif, yang 10% dari keseluruhan panjangnya tidak mengalami rekombinasi. Suatu penanda genetik RAPD juga telah ditemukan untuk membedakan pepaya berkelamin betina dari pepaya jantan atau banci. Perbedaan antara Bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna yaitu :
Bunga jantan (masculus) biasanya terdapat pada pohon jantan. Pohon jantan mudah di kenal karena memiliki malai, bunga bercabang banyak yang mengantung dengan bunga-bunga jantan yang lebat. Jenis pohon ini tidak akan menghasilkan buah karena bunganya tidak mempunyai bakal buah. Pohon jantan hanya bermanfaat sebagai penyerbuk pohon betina.
Bunga betina(femineus) biasanya terdapat pada pohon betina. Pohon betina memiliki inflorensa dengan 3-5 bunga betina yang bertangkai pendek. Bahkan sering hanya dengan sebuah bunga betina yang duduk di ketiak daun. Ukuran bungannya agar besar. Tanpa adanya pohon jantan atau pohon sempurna, pohon betina ini tidak dapat menghasilkan buah. Bunga sempurna menjamin terjadinya penyerbukan secara sempurna.
5.      Bunga waru (Hibiscus tiliaceus L.)
Klasifikasi   :             
Kingdom    : Plantae
Divisio        : Spermatophyta
Classis         : Dicotyledonae
Familia        : Malvaceae
Genus         : Hibiscus
Species        : Hibiscus tiliaceus
Sumber       : Cronquist:1981
Pada pengamatan pada bunga waru didapat bagian-bagian bunga yaitu tangkai bunga, dasar bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, putik, benang sari, tangkai putik, dan tangkai benang sari. Bunga waru termasuk ke dalam bunga sempurna karena mempunyai putik dan benang sari dalam satu bunga. Bunga waru juga termasuk dalam bunga lengkap karena mempunyai bagian-bagian yaitu tangkai bunga, dasar bunga, hiasan bunga, alat kelamin jantan, dan alat kelamin betina. Pada penamatan juga didapat mahkota bunga waru berwarna kuning dengan dasarnya berwarna merah kecoklatan, serbuk sarinya berwarna kuning, dan putiknya berwarna merah kecoklatan.
Bunga waru (Hibiscus tiliaceus, suku kapas-kapasan atau Malvaceae), juga dikenal sebagai waru laut telah lama dikenal sebagai pohon peneduh tepi jalan atau tepi sungai dan pematang serta pantai. Walaupun tajuknya tidak terlalu rimbun, waru disukai karena akarnya tidak dalam sehingga tidak merusak jalan dan bangunan di sekitarnya. Waru dapat diperbanyak dengan di stek.
Bunga berdiri sendiri atau dalam tandan berisi 2–5 kuntum. Daun kelopak tambahan bertaju 8–11, lebih dari separohnya berlekatan. Kelopak sepanjang 2,5 cm, bercangap 5. Daun mahkota bentuk kipas, berkuku pendek dan lebar, 5–7,5 cm, kuning, jingga, dan akhirnya kemerah-merahan, dengan noda ungu pada pangkalnya. Berdasarkan simetri pada bunga, bunga pepaya termasuk beraturan atau simetri banyak (polysimetris, regularis atau actinomorphus).
Dasar bunga sebagai pendukung tajuk bunga atau antofor (anthophorum), yaitu bagian dasar bunga tempat duduknya daun-daun tajuk bunga. Bentuk dasar seperti mangkuk, dalam hal ini kelopak dan tajuk bunga lebih tunggi letaknya daripada putik. Bakal buahn, yaitu bagian dasar bunga tempat duduknya daun-daun tajuk bunga. Bentuk dasar seperti mangkuk, dalam hal ini kelopak dan tajuk bunga lebih tunggi letaknya daripada putik. Bakal buahnya terletak di bagian dasar bungayang legok dan sebagian bakal buah berlekatan dengan pinggir dasar bunga.
Kelopak bercangap yaitu berlekatan kira-kira meliputi separoh panjangnya kelopak. Benang sari tampak seperti duduk di atas kelopak. Tangaki sari berberkas satu atau benang sari bertukal satu (mondelphus)



VI.    KESIMPULAN
1.      Bunga tunggal adalah bunga yang pada setiap tangkai hanya terdapat satu bunga saja. Bagian bunga tunggal pada umumnya sama dengan bagian bunga yang dimiliki oleh bagian majemuk yaitu benang sari (stamen), putik (pistilum), mahkota (corolla), kelopak (calyx), dasar bunga (receptaculum) dan tangkai bunga (pedicellus).
2.      Bunga sempurna yaitu bunga yang terdiri dari putik dan benang sari dalam satu bunga.
3.      Bunga yang termasuk ke dalam bunga sempurna yaitu bunga sepatu, bunga mawar, bunga kaca piring, dan bunga waru, sedangkan pada bunga papaya termasuk dalam bunga tidak sempurna karena putik dan benag sari tidak terdapat dalam satu bunga.
4.      Bunga lengkap merupakan bunga yang mempunyai bagian-bagian yaitu tangkai bunga, dasar bunga, hiasan bunga (kelopak dan mahkota), alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (putik).
5.      Bunga yang termasuk ke dalam bunag lengkap yaitu bunga sepatu, bunga mawar, bunga kaca piring dan bunga waru, sedangkan bunga papaya termasuk ke dalam bunga tidak lengkap karena tidak memiliki kelopak.





VII.    DAFTAR PUSTAKA

Amintarti, Sri. 2013. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Banjarmasin: Jurusan PMIPA FKIP UNLAM.


Anonim, B. 2014. http://hanyacatatankecil.files.wordpress.com/2009/10/ma war. Diakses tanggal 23 Maret 2014

Anonim, C. 2014. http://www.plantbook.org/plantdata/rubiaceae/gardenia_ja sminoides.html Diakses tanggal 23 Maret 2014

Anonim, D. 2014.http://www.wikiherb.info/2012/07/gardenia-augusta-merr. html  Diakses tanggal 23 Maret 2014

Anonim, E. 2014. http://www.agroprima.com/tabulakar/100109-01.jpg Diak ses tanggal 23 Maret 2014


Anonim, G. 2014. http://www.agroprima.com/bungawaru/0809-01.jpg  Diak ses tanggal 23 Maret 2014

Cronquist, A., 1981, An Integrated System of Classification of Flowering Plants, Columbia University Press, New York

Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

____________________  2010. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar